Senin, 02 Februari 2015

Warga Sulbar Enggan Makan Ikan, Dampak Dari Penemuan Jenazah AirAsia

Dampak penemuan lima jenazah korban kecelakaan AirAsia QZ 8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, Kalimantan Timur (Kaltim) di wilayah perairan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) membuat warga Majene berpuasa untuk makan ikan.

Masyarakat setempat tidak tega mengonsumsi ikan yang diduga memakan korban AirAsia yang belum ditemukan.



"Kita menghindari saja dulu sementara waktu makan ikan. Nanti kalau sudah aman baru bisa konsumsi lagi," ujar Fatimah, salah seorang warga di Kelurahan Somba, Kecamatan Sendana, Sulbar.

Menurut Fatimah, kondisi yang sama juga pernah dialami warga pada saat tragedi pesawat Adam Air pada 2007. Hampir sebulan lebih, warga tidak mengonsumsi ikan.

Dia pun belum tahu hingga kapan mereka tak memakan ikan laut setelah ditemukannya beberapa korban AirAsia tersebut. Meski, letak jatuhnya pesawat tersebut cukup jauh dari perairan Majene. Kondisi itu tidak hanya dialami warga Majene. Tetapi, hingga ke Polewali.

Dampak lain kurangnya minat masyarakat memakan ikan, harga ikan di Pasar juga mengalami penurunan. Di Pasar Baru Polewali misalnya, harga ikan yang biasanya dijual Rp20 ribu untuk tiga ekor, kini dijual Rp10 ribu per tiga ekor.

Namun, turunnya harga ikan tersebut tidak membuat minat masyarakat untuk tetap mengonsumsi ikan.

"Mungkin penjual turunkan harga karena kurang laku. Tapi, untuk sementara ini kami puasa dulu konsumsi ikan," ujar Risma, salah satu warga di Polewali.

Seorang pedagang ikan di Pasar Baru, Mustamin, mengakui dagangan ikan dalam beberapa hari terakhir kurang laku. Dia juga kurang mengerti kenapa masyarakat tiba-tiba berkurang minatnya untuk membeli ikan.

Akibatnya, omzet penjualan ikan pun menurun. Jika di hari biasa ia bisa meraup penjualan ikan hingga Rp700 ribu, kini hanya bisa mendapatkan hingga RP300 ribu perhari.

okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar